LIT!
Kesederhanaan yang Membuatmu Jatuh Cinta
Desember 06, 2016
Hi! This time i’ll review a book entitled “The Book of Forbidden Feelings” by Lala
Bohang. I’m realize that i’m very late to review this book but, there’s no late
rigth, for excitement to read Indonesian young masterpiece?
Ok let’s start with my first impression about this
book. Honestly, for the first time i saw the book in bookstore, i thought that
it just ordinary kind of book. The cover only title and there
is an abstract image in the middle of it. I said to myself, “bukunya kok kaya foto
copi-an?” But you know what? Iwas wrong. When i opened the book and read it (i
swear i didn’t tear the plastic tho) i feel so alive. Then i said,”ngena banget
nih! Gilakkk this is so me!”
Bahasanya ringan dan mudah dipahami. Disertai
gambar-gambar sarat arti yang digambar sendiri oleh penulisnya yaitu Lala
Bohang. I think it’s amazing book instead of ordinary book. The first time i
saw it, i really can’t buy and had to wait for long until i got this several
days ago. No. This is not a gift. I bought it with my little own money but
still...The simplicity makes me fall in love (cause i love everything that
simple) and made me entered it to my book wishlist (now, i should checklist the
book from it) hohoho...
Buku ini menurut saya sangat menarik. Tampilannya
mungkin hanya hitam putih tapi saya yakin kalian bakalan jatuh cinta saat membaca kata
per katanya. Buku ini berisi tentang perasaan perempuan terhadap
pasangannya. Perasaan yang beragam. Kecewa, sedih, senang layaknya pasangan
yang menjalin sebuah hubungan. "The Book of Forbidden Feelings" ni bukan novel atau semacamnya. Buku ini lebih
kepada sajak. Ketika saya membaca buku ini, saya bertanya-tanya. Sudut
pandang siapa yang digunakan dalam buku tersebut? kalian yang sudah membaca pasti beranggapan bahwa kisah atau sudut
pandang yang digunakan adalah penulisnya sendiri. Terlebih didukung oleh
gambar yang sangat mirip dengan penulisnya. Berambut pendek dan berjenis
kelamin perempuan. Begitu pula dengan saya sendiri. Apakah di dalam buku tersebut berisi kisah nyata dari penulisnya sendiri? Atau itu hanya pure cerita fiksi belaka? Tapi, kenapa ilustrasinya dibuat mirip dengan penulisnya sendiri? Who knows, right? Kita sebagai pembaca hanya bisa menebak hahaha...
Untuk memahami ilustrasinya pun jujur saja saya kurang mengerti. Kadang harus mengeryitkan dahi
ketika harus memahami tulisan dan ilustrasinya agar makna dari sajak-sajak itu
tersampaikan. Mungkin saya kurang berjiwa seni kali ya. But, i really love this
book especially the simplicity of it. And this is really worth to buy. Really
recomended!!
0 komentar